[NASIMU BASI? JADIIN PUPUK ORGANIK CAIR AJA!]

 Halo Sobat Cerdas!

Kita pasti tahu kalau tanaman memerlukan asupan nutrisi untuk bertumbuh, pertumbuhan tanaman merupakan suatu proses bertahan hidup pada tanaman, yang menyebabkan berubahnya hasil dan ukuran tanaman. Pertumbuhan tanaman secara optimum akan terjadi jika tanaman memperoleh unsur hara yang cukup. Unsur hara biasa tersedia dalam bentuk pupuk dan mudah ditemukan di toko-toko pertanian yang tentunya memerlukan biaya untuk memperolehnya. Dilihat dari bahan baku dan proses pembuatannya, pupuk dibedakan menjadi pupuk alami dan pupuk buatan. Kemudian, berdasarkan senyawanya dibedakan menjadi pupuk alami dan pupuk buatan (kimia).

Namun penggunaan pupuk dan pestisida kimia dapat menyebabkan permasalahan lingkungan, diantaranya penurunan kualitas lahan dan peningkatan kejadian hama dan penyakit tanaman. Lalu apa yang bisa kita lakukan? Salah satu solusi yang dapat kita terapkan yaitu melalui pemanfaatan mikroorganisme Lokal (MOL) sebagai bahan pupuk organik cair. Mungkin istilah MOL belum familiar ditelinga kita, yuk kita pelajari bareng, apasih MOL itu, dan darimana kita bisa mendapatkan MOL.

Mikrorganisme lokal (MOL) merupakan kumpulan mikroorganisme yang memiliki peran sebagai pemacu pertumbuhan tanaman, agens pengendali hayati, dan starter pupuk organik. Mikroorganisme lokal dapat diperoleh melalui sumberdaya lokal maupun limbah rumah tangga seperti nasi basi. Mengapa nasi basi? Nasi basi mengadung berbagai mikroorganisme pengurai yang dapat berperan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik. Selain itu, dengan menggunakan nasi basi kita telah menerapkan prinsip zero waste dalam manajemen limbah rumah tangga sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

Di kehidupan sehari-hari, dapat dipastikan ada nasi yang tersisa dan tidak dikonsumsi lagi. Di daerah perkotaan dengan warga yang umumnya memasak nasi menggunakan rice cooker, tidak jarang pula dijumpai nasi sisa yang biasanya berupa kerak-kerak nasi pada sisi rice cooker. Jika nasi-nasi ini dikumpulkan dan didiamkan di pojokan ruangan yang jauh dari jangkauan sinar matahari dan sedikit dibasahi akan terjadi penjamuran.

MOL (Mikroorganisme Lokal) adalah kumpulan mikroorganisme yang biasa “diternakkan”, fungsinya dalam konsep “zero waste” adalah untuk “starter” pembuatan kompos organik. MOL mengandung Azotobacter sp., Lactobacillus sp., ragi, bakteri fotosintetik dan jamur pengurai selulosa yang berfungsi dalam penguraian senyawa organik. Dengan MOL ini maka konsep pengomposan bisa selesai dalam waktu 3 mingguan. Bahan utama pembuatan MOL terdiri dari 3 jenis komponen, yaitu : Karbohidrat (Bisa dari Air cucian beras (Tajin), bisa dari nasi bekas (basi), bisa dari singkong, kentang, gandum. Yang paling sering memang dengan air tajin, Glukosa (Bisa dari gula merah bata diencerkan dengan air, bisa dari cairan gula pasir, bisa dari gula batu dicairkan, bisa dari air gula dan air kelapa, Sumber Bakteri (Bisa dari bahan sampah dapur yang mudah membusuk atau sayur kemarin yang telah basi. Bisa juga dari bahan lain misalnya keong sawah yang ditumbuk, buah-buahan yang busuk, bonggol pisang, dan eceng gondok dll, lalu bisa juga dari air kencing, atau apapun yang mengandung sumber bakterinya). Tinggal pilih bahan yang paling mudah didapat disekitar kita. Setelah bahan dipilih dari salah satu di atas, kemudian dimasukkan ke dalam drum plastik dan diberi air, hingga bahan tenggelam. Setelah 4 atau 5 hari MOL ini sudah bisa dipakai.

Selain untuk “starter” kompos, MOL bisa juga dipakai untuk “pupuk cair” dengan cara diencerkan terlebih dahulu, 1 bagian MOL dicampur 15 bagian air. Siramkan pada tanah di sekitar tanaman dan upayakan jangan mengenai batang tanaman. Jadi bisa disimpulkan MOL itu semacam bakteri buatan sendiri (lokal) untuk menyuburkan tanah atau untuk menguraikan sampah organik menjadi kompos yang berguna seperti nutrisi (vitamin) bagi tanah agar tetap subur.

Bagaimana Sobat Cerdas? Sekarang sudah tahu kan kalau ternyata nasi basi kita juga bisa dimanfaatkan untuk pertanian, jangan dibuang ya! Informasi pertanian organik lainnya, yuk cek postingan kami.

DELIGHTING ORGANIC BUFFS

Referensi :

Susanti., Purbajanti, E. D., & Sutarno. (2012). Pertumbuhan hijauan kacang pintoi (arachis pintoi) pada berbagai panjang stek dan dosis pupuk organik cair periode pemotongan kedua. Animal Agriculture Journal, 1(1), 721–731.

https://4.bp.blogspot.com/uXwPRv1LmDw/UgDGqFPYY1I/AAAAAAAAACY/auIU7ANL6TY/s640/mikrobiologi.gif

Comments

Popular posts from this blog

Apa Sih Arti Dari Sistem Bero Dalam Pertanian? Yuk simak penjelasannya!

TIPS DAN TRIK AGAR SUKSES BERKEBUN

SUDAH TAHUKAH WAKTU PENYIRAMAN TANAMAN TERBAIK ITU KAPAN SAJA? YUK SIMAK KITA SIMAK!