PATUT DICOBA! BUDIDAYA TANAMAN ORGANIK TERNYATA MUDAH DAN MENYENANGKAN
![](https://cdn-images-1.medium.com/max/720/1*8utkns09_fjQsSoF0QnSzw.jpeg)
Di masa pandemi ini hobi baru apa nih yang Sobat Cerdas lakukan?
Memasak? Mukbang? Bersepada kayak yang lagi hype? Atau nonton drama korea? Wah kalo Mimin lagi suka banget berkebun di rumah nih.
Mungkin Sobat Cerdas banyak juga yang lagi menjalani hobi baru bertanam ini, kalo begitu pas banget nih Mimin bakal share info menarik mengenai bagaimana sih budidaya tanaman organik yang mudah dan menyenangkan, pastinya bakal berguna banget untuk hasil panen yang fresh, high quality, dan instagramable ala ala petani rumahan hypebeast.
Okee… Langsung aja simak penjelasan Mimin di bawah ini ya.
Agar hasil tanaman organik Sobat berhasil maksimal, perlu diperhatikan dasar usaha bertanam diantaranya adalah pemilihan benih, pemilihan media tanam, pengolahan tanah, pemupukan, pengelolaan air, penyemaian benih, penanaman, pemeliharaan.
1. Pemilihan Benih/Bibit Tanaman Berkualitas
Benih atau bibit yang digunakan pada dasarnya harus benih yang baik dan bermutu tinggi atau sudah bersertifikat, guna menjamin pertanaman yang bagus dan hasil panen memuaskan. Sobat perlu ingat, benih ini dicirikan oleh tingginya tingkat keseragaman biji, daya tumbuh dan tingkat kemurnian, sehat dan tidak terinfeksi oleh cendawan, bakteri serta virus.
2. Pilih media tanam yang sesuai
Menanam tanaman secara organik memiliki banyak media tanam. Baik tanah, air (hidroponik), dan udara (aeroponik) bisa dijadikan pilihan, sesuai dengan kondisi Sobat. Namun, umumnya media tanahlah yang dinilai sangat tepat untuk menanam secara organik ini.
3. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah ini Sobat dapat lakukan dengan mencangkul, dilakukan hingga kedalaman 40 cm atau lebih, setelah itu tanah dibiarkan terkena sinar matahari untuk membunuh hama dan penyakit serta untuk pertukaran udara.
4. Pembuatan Bedengan
Bedengan dibuat dengan tinggi sekitar 15–20 cm kalau tanah tidak tergenang air, dan bila sayuran ditanam di lahan yang sering tergenang air atau lahan sawah tinggi bedengan sekitar 50–60 cm, lebar 100–120 cm dan panjang 10–15 meter (sesuai dengan kondisi lahan yang akan ditanami, jarak antara bedengan 40 cm).
5. Pemberian Pupuk Dasar
Dilakukan dengan cara menaburi pupuk kompos atau kandang di atas bedengan dan bila memungkinkan bedengan dapat disiram dengan air kompos dan air limbah ternak.
6. Persemaian
Persemaian untuk tanaman sayuran biasa dilakukan pada tanaman yang mempunyai biji kecil-kecil, contohnya tanaman selada, cabe, terung, sawi, tomat dll. Sedangkan pada tanaman yang mempunyai biji besar-besar seperti kacang panjang, timun, buncis, kentang dll. dapat ditanaman tanpa melakukan persemaian.
7. Jarak tanam dan pemupukan
Seperti tanaman pangan lainnya, tanaman sayuran dapat ditanam secara monokultur atau polikultur. Kalau pada tanaman yang berumur sama pola yang dibuat berselang-selang, sedangkan tanaman yang berbeda umur panennya salah satu tanaman dapat ditanam dipinggiran tanaman yang lain seperti selada dengan kapri, selada ditanam dipinggiran kapri karena umur selada lebih pendek dan kapri yang berumur lebih panjang,
8. Perawatan
Tanaman sayuran yang tengah ditanam perlu dilakukan perawatan agar tumbuh dengan subur, seperti:
1. Apabila tanah kering segera dilakukan penyiraman.
2. Bila tanah tidak menggunakan mulsa daun tanaman dibersihkan dari tanah yang menempel dipermukaan daun karena dapat mengganggu jalannya fotosintesis.
3. Bila tanaman ada yang mati dilakukan penyulaman dan penjarangan bila tanaman terlalu rapat.
4. Penyiangan dilakukan bila terdapat gulma disekitar tanaman sayuran.
5. Pengemburan tanah dilakukan dengan hati-hati bila kelihatan tanah padat.
6. Bila tanaman sayuran kelihatan tidak subur tanaman dapat dipupuk dengan kompos atau limbah ternak.
7. Pengendalian hama penyakit
Untuk pengendalian hama/penyakit tanaman sayuran organic, maka pengendaliannya dilakukan dengan pestisida nabati (alami).
Langkah-langkah Pengendalian Hama/Penyakit Untuk Sayuran Organik
- Penggunaan mulsa plastik hitam perak atau mulsa alami
- Melakukan rotasi tanaman dengan selang waktu yang cukup lama, misalnya selada — kacang tanah — jagung — selada
- Kebersihan disekitar tanaman perlu dijaga, drainase perlu diperhatikan agar tidak ada genangan air
- Melepas predator ke tanaman yang diserang hama
- Pengamatan dilakukan sesering mungkin bila ada gejala serangan hama/penyakit diambil dan dikumpulkan kemudian dibunuh/dimusnahkan
- Menggunakan pestisida alami
Bagaimana Sobat Cerdas sudah merasakan ke-hype-an dari berkebun di rumah?
Tentunya dalam melakukan budidaya diperlukan kesabaran dan ketelatenan seperti kata pepatah “Apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai”. Selain lebih sehat untuk dikonsumsi, lebih sehat pula untuk jiwa dan raga.
Artikel kali ini cukup membantu Sobat dalam bertanam secara organik bukan?
Simak dan pantau terus yaa informasi menarik lainnya seputar Pertanian Organik
“DELIGHTING ORGANIC BUFFS”
Sumber:
· http://kepri.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/TITBPTP.pdf
· Widowati, Ladiyani Retno., Dyah Setyorini, Wiwik Hartatik, Joko Purnomo, Umi Haryati, Wiratno, Samsudin, dan Irawan. 2018. Sistem Budidaya Sayuran Organik. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta: IAARD Press.
· https://www.99.co/blog/indonesia/cara-menanam-sayuran/
· https://b-pikiran.cekkembali.com/tanaman-organik/
· https://www.rumah.com/berita-properti/2016/5/126003/4-cara-merawat-tanaman-organik-di-rumah
Comments
Post a Comment